Monday, June 18, 2007

Syarat untuk menjadi keluarga sakinah

Bagi Arifin Ilham, keluarga adalah basis terpenting sebuah masyarakat. Maka,
pembinaan keluarga mestilah menjadi tahap pertama pembinaan ummat. "Dari
keluarga-keluarga sakinahlah nantinya akan lahir generasi dambaan umat. Dambaan
bangsa. Allah mengisyaratkan hal ini dengan menyuruh kita menyelamatkan diri
dan keluarga dari api neraka." Jelas Arifin.

Ada lima syarat untuk menjadi keluarga sakinah.

Pertama, cinta pada Allah.
Suami, istri, dan anak menjadikan cinta pada Allah sebagai titik sentral
kehidupan mereka.

Kedua, Saling mencintai karena Allah.
"Aku ingin terbang ke langit dunia dan akhirat bersamanya," sambung Arifin
puitis.
"Istri juga teman dan sahabat saya."

Ketiga adalah Mawaddah artinya saling memuaskan.
"Ya, seperti berusaha memenuhi kebutuhan hidup secara wajar," demikian pendapat
Arifin.
"Kadang sehabis tahajud, saya suka menidurkan istri di paha saya sambil membaca
AlQuran."

Keempat adalah rahmah yang bersifat ruhiyah.
"Bagaimana kita saling berlomba untuk menjadi yang terbaik di hadapan Allah.
Semakin dekat hubungan kita dengan Allah semakin baik hubungan kita dengan
keluarga. Hubungan kita dengan sesama manusia juga merupakan cermin sejauh mana
kedekatan hubungan kita dengan Allah." Tutur Arifin.

Syarat kelima menjadikan keluarga yang sakinah adalah membentuk unit masyarakat
yang terkecil ini sebagai ulil albab. Keluarga yang cerdas.

Keluarga da'wah.

"Keluarga sakinah mempunyai potensi besar untuk menularkan kesakinahannnya pada
orang lain. Keluarga sakinah itu, tak hanya ingin keluarganya saja yang
harmonis, tapi juga ingin keluarga yang lain merasakan hal yang sama."
"Dari sinilah da'wah mulai menyebar. Keluarga da'wah itu adalah keluarga yang
saling membantu satu sama lain dalam kebaikan. Baik untuk dirinya maupun orang
lain", tutur Arifin.

"Namun ada hal lain yang juga perlu diperhatikan," kata Arifin.
"Hendaklah keluarga sakinah itu juga menghidupkan 7 sunnah nabi. Dengan
demikian cermin keluarga sakinah menjadi jelas."

Apa saja sih, Tujuh Sunnah Nabi itu?
Pertama, Menghidupkan shalat malam. Setiap malam kalau mungkin, atau sesering
mungkin.
Kedua, selalu membaca AlQuran.
Ketiga, pergi ke masjid. "Terutama bagi ayah dan anak laki-laki, diupayakan
untuk setiap hari jangan lewatkan waktu tanpa pergi ke masjid."
Keempat adalah shalat dluha.
Kelima adalah berinfak/bersedekah. Upayakan tiap hari selalu bersedekah, dalam
keadaan lapang atau sempit.
Keenam, selalu beristighfar di segala kesempatan. Banyak mengingat dosa yang
telah kita lakukan, baik dosa dalam kondisi
sadar ataupun tidak.
Ketujuh, selalu menjaga wudhu.

Masih ada lagi pedoman Arifin," Saya pun berusaha menjadi seorang syaikh bagi
istri dan anak-anak saya, menjadi ustadz yang mengajarkan mereka ilmu, menjadi
sahabat dan teman bagi istri dan anak-anak saya," tutur Arifin.

"Menikah itu adalah salah satu nikmat Allah dan setelah menikah, nikmat itu
terus bertambah. Memiliki istri dan anak-anak shalih dan shalihah adalah surga
di dunia." Ujar Arifin

(Majalah Aisyah edisi Maret 2004)

No comments: