Monday, June 18, 2007

Kualitas Keluarga Sakinah

Ternyata resep membangun keluarga sakinah tidak berubah. Dalam zaman
apapun, jika petunjuk Rasul tersebut diatas diikuti, maka pada
keluarga itu akan terbangun benteng yang resisten terhadap penyakit
kerangkeng sosial itu. Ada beberapa tingkatan kualitas keluarga.

Pertama kualitas mutiara. Mutiara tetaplah mutiara meski terendam
puluhan tahun di dalam lumpur. Keluarga yang berkualitas mutiara,
meski hidup di zaman yang rusak atau tinggal di lingkungan sosial
yang rusak, ia tetap terpelihara sebagai keluarga yang indah dengan
pribadi-pribadi yang kuat. Keluarga ini memiliki mekanisme dan sistem
dalam pergaulan sosial yang menjamin keutuhan kualitasnya meski di
tengah masyarakat yang tak berkualitas.

Kedua, kualitas kayu. Kursi kayu akan tetap kuat dan indah jika
berada dalam ruang yang terlindung, tetapi jika terkena panas dan
hujan, lama kelamaan akan rusak. Model keluarga seperti ini
sepertinya terpengaruh oleh lingkungan negatip masyarakatnya, tetapi
sebenarnya yang terpengaruh hanya lahirnya saja, mungkin hanya mode
pakaiannya, hanya kemasan lahirnya, sedangkan etosnya, semangatnya,
komitmennya, keteguhannya tidak terlalu terusik oleh situasi sosial.
Kerusakan lahir keluarga ini dapat segera diperbaiki dengan sedikit
shock therapy, dengan sedikit pendisiplinan kembali, seperti kursi
yang rusak karena kehujanan bisa diperbaiki dengan dipoliytur kembali.

Sementara itu, yang ketiga kualitas kertas, apalagi sekelas kertas
tissue, ia segera akan hancur jika terendam air. Model keluarga
seperti ini sangat rapuh terhadap dinamika sosial. Mereka mudah
mengikuti trend zaman dengan segala macam assesorisnya sehingga
identitas asli keluarga itu hampir tidak lagi nampak. Segala macam
trend masyarakat diikuti dengan semangat, tanpa mempertimbangkan
esensinya. Di butuhkan "laminating" sosial untuk melindungi keluarga
seperti ini dari pengaruh buruk masyarakatnya. Laminating sosial bisa
berbentuk pakaian, yaitu mengenakan pakaian yang dikenali sebagai
pakaian orang baik-baik, misalnya busana muslimah, bisa juga menjadi
anggauta dari club atau kumpulan orang-orang yang dikenali sebagai
kumpulan orang-orang baik, misalnya menjadi anggauta majlis pengajian
atau orhganisasi yang dikenal melakukan aktifitas keagamaan
berstruktur, atau tinggal di dalam lingkungan yang ketat sistem
pemeliharaan identitasnya.

Wassalam,
agussyafii

No comments: